Jumat, 20 November 2009

Keladi Anda ingin indah ? CACING TANAH SOLUSINYA.



Cacing memang hewan menjijikan, tetapi dibalik itu semua cacing bermanfaat untuk tanaman. Lha kok…?

Belakangan ini banyak sekali even-even bursa tanaman hias digelar diberbagai kota di Indonesia. Tanaman hias bak menyihir para pecintanya. Banyak sekali ragam tanaman hias yang diperjual belikan dalam even tersebut, tak terkecuali keladi (caladium).

Keladi (caladium) memang tanaman unik. Keunikan tanaman ini terletak pada corak daunnya yang mempunyai warna yang beragam. Dalam setiap ada bursa tanaman hias, keladi selalu hadir dengan warna daun yang memikat para pengunjung. Tak sedikit para pengunjung yang memborong keladi. Namun pada umumnya pasca membeli, banyak keladi yang pada masa pertumbuhan selanjutnya mengalami layu dan akhirnya mati. Hal ini mungkin bukan dikarenakan keladi megalami masa dorman. Fase istirahat untuk lebih berkonsentrasi pada pembentukan/pembesaran umbi. Tetapi hal ini bisa disebabkan kurangnya perhatian dalam perawatan.

Keladi memang mempunyai 3 sifat lingkungan yang berbeda, yaitu keladi yang menyukai intensitas sinar matahari 100%, ada juga yang hanya membutuhkan intensitas sinar matahari 50%. Bahkan ada keladi yang sangat tidak suka dengan matahari.

Media tanam untuk keladi biasanya dipilih yang bukan porous, melainkan media yang mempunyai sifat dapat menyimpan air. Hal ini dikarenakan tanaman keladi pada umumnya sangat menyukai kelembaban. Kelembabanya sekitar 80%. Kami biasa memakai media tanam menggunakan campuran tanah humus, daum bambu (daun bambu yang sudah kering/membusuk) dan dicampur dengan sedikit sekam mentah. Dengan perbandingan 4:2:1.

Mungkin tips satu ini tidak lazim digunakan, yaitu kami menambahkan beberapa ekor cacing. Cacing yang dipilih yaitu cacing tanah yang banyak terdapat disekitar pekarangan kita. Cacing ditaruh pada tiap-tiap pot tanaman, dengan tujuan supaya kegemburan media tanam akan selalu terjaga. Kami sarankan jangan menaruh cacing dalam pot secara berlebihan, cukup 3-5 ekor cacing saja dengan ukuran sedang. Mengapa dipilih cacing ukuran sedang ? Karena cacing dengan ukuran sedang (remaja) sangat giat-giatnya mengalami pertumbuhan. Sehingga produksi kotoranya sangat membantu menyuburkan tanaman. Apabila cacing dalam media tanam terlalu banyak, dapat menjadi boomerang bagi tanaman itu sendiri. Yang lama kelamaan akan mati mengenaskan. Dan tiap 3-4 bulan sekali media tanam harus diganti dengan media yang baru dengan komposisi campuran yang sama. Jangan lupa mengontrol cacing yang terdapat dalam media tanam. Apabila cacing terlalu banyak harus dikurangi populasinya.

Mengapa cacing diikut sertakan dalam komposisi campuran media tanam keladi? Hal ini tidak lain dikarenakan dalam habitat aslinya, keladi selalu tumbuh subur pada tempat yang memiliki kelembaban tinggi. Dalam kondisi lingkungan yang lembab, pasti sudah bisa kita tebak akan banyak sekali

cacing yang hidup disekitar perakaran tanaman keladi. Dengan tidak sengaja cacing telah memenuhi kebutuhan tanaman keladi dengan kotoran yang dihasilkanya.

Bukan hanya pada media tanam keladi saja cacing dapat ditaruh, melainkan juga pada media tanam untuk alokasia dan sejenisnya.

Syarat utama supaya cacing tetap hidup dan memproduksi kotoran yaitu, jaga kelembaban dengan selalu menyiram tanaman dan jangan memberi pupuk kimia berlebihan pada tanaman. Keladi sebenarnya tidak begitu suka dengan pupuk kimia. Karena humus sudah cukup membuat tanaman ini tumbuh subur dan indah. Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar